Prinsip Dasar Ekonomi Islam

Allah swt melalui ayat-ayat-Nya dalam al-qur’an tidak hanya memerintahkan kita untuk shalat, dan puasa saja tetapi anjuran dan perintah untuk memenuhi kebutuhan hidup secara halal. Melalui proses memenuhi kebutuhan hidup inilah kemudian menghasilkan kegiatan ekonomi. Seperti, jual beli, proses produksi, distribusi dan kegiatan-kegiatan konsumsi. Selain itu, kita juga dituntut untuk membantu dan meringankan beban orang yang tidak bisa masuk dalam kegiatan ekonomi secara utuh, baik itu dengan zakat, infak dan sedekah. 

Setiap sistem ekonomi yang ada di muka bumi ini sudah tentu memiliki paradigma masing-masing yang tidak sama antara satu sama yang lainnya. Maka dengan demikian prinsip ekonomi islam sudah jelas berasal dan bersumber dari al-qur’an dan sunnah. Dua sumber prinsip ekonomi Islam ini tidak akan bisa disamakan dalam bentuk apa pun dengan prinsip dasar ekonomi lainnya, yaitu kapitalis dan sosialis.

Prinsip ekonomi dalam Islam merupakan kaedah-kaedah pokok yang membangun struktur atau kerangka ekonomi Islam yang digali dari al-qur’an dan sunnah nabi. Prinsip ekonomi ini berfungsi sebagai pedoman dasar bagi setiap individu dalam berprilaku ekonomi. Namun, agar manusia bisa menuju falah, perilaku manusia perlu diwarnai dengan spirit dan norma ekonmi Islam, yang tecermin dalam nilai-nilai ekonomi islam.
Ekonomi islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi rabbani dan insani, disebut ekonomi rabbani dan syarat dengan arahan dan nilai ilahiyah, lalu ekonomi islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi insani karena sistem ekonomi ini dilakasanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.


Sedangkan Umer Chapra menyebutnya dengan ekonomi tauhid, cerminan watak “ketuhanan” ekonomi Islam bukan pada aspek pelaku ekonominya sebab pelakunya pasti manusia, tetapi ada aspek aturan yang yang harus dipedomani oleh para pelaku ekonomi, ini didasarkan pada keyakinan bahwa semua faktor ekonomi termasuk diri manusia pada dasarnya adalah kepunyaan Allah, dan kepadanya (kepada aturannya) dikembalikan segala urusan.


Keimanan memegang peran penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsung akan memengaruhi cara pandang dalam membentuk kerpribadian, perilaku, gaya hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-sikap terhadap manusia, sumber daya dan lingkungan.


Menurut Chapra cara pandang ini akan sangat memegangaruhi sifat kuantitas dan kualitas kebutuhan materi maupun kebutuhan psikologis dan metode pemenuhannya. Keyakinan demikian juga akan senantiasa meningkatkan keseimbangan antara dorongan materil dan spiritual, meningkatkan solidaritas keluarga dan sosial dan mencegah berklembangnya kondisi yang tidak memiliki standar moral.


Nilai-nilai keimanan inilah yang akan kemudian menjadi aturan yang mengikat dengan mengacu kepada aturan ilahiah. Setiap perbuatan manusia mempunyai nilai moral dan ibadah. Setiap tindakan manusia tidak boleh lepas dari nilai-nilai yang secara vertikal merefleksikan moral yang baik dan secara horizontal memberi manfaat bagi manusia dan makhluk lainnya yang ada di muka bumi ini.


Berbeda dengan paham naturalis yang menempatkan sumber daya sebagai faktor terpenting atau paham moneteris yang menempatkan modal financial sebagai hal yang terpenting dalam ekonomi. Sementara, dalam ekonomi Islam sumber daya insani menjadi faktor terpenting. Manusia menjadi pusat sirkulasi manfaat ekonomi dari berbagai sumber daya yang ada.


Karakter ekonomi semacam ini merupakan turunan dari karakter umat islam sebagai umat moderat. Dan sebagai umat moderat kini manusia mengemban tugas sebagai “syuhada” yakni acuan bagi kebenaran dan standar kebaikan umat manusia.
Islam memerintahkan kepada mansia untuk bekerjasama dalam segala hal, kecuali dalam perbuatan dosa kepada allah atau melakukan aniaya kepada sesama makhluk, sebagaimana firman allah swt dalam surat al-maidah ayat 2:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-iddan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannyadan apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum Karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya".
Pelaksanaanya dapat dilakukan secara bilateral, multilateral, dari tingkat lokal hingga global tanpa harus dihambat oleh perbedaan apapun. Firman allah swt dalam surat al-hujarat ayat 13:

"Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal".
Perwujudan pola kerja sama yang dianjurkan islam dapat dilakukan dalam skema apapun demi tegaknya keadilan. Allah swt relah meletakkan “mizan” sesuatu timbangan akurat yang paling objektif. Siapapun tidak boleh melanggarnya, agar tidak terdapat seorangpun jadi korban ketidakadilan.
Secara umum, prinsip-prinsip ekonomi islam ada 11 yaitu:
1. Kesadaran terhadap isi alam
2. Kekayaaan manusia dan cara pengelolaannya
3. Menghemat sumber daya
4. Mencapai kepuasan atau keuntungan secara halal
5. Menepati ketentuan metorologi
6. Jujur dan transparan
7. Menghindari system join dan transaksi spekulatif
8. Memperlakukan tenaga kerja sebagai mitra
9. Menghindari system ribawi dan perdagagan uang
10. Menghindari konsumtimisme dan materialisme
11. Menghindari sistem monopoli

Demikianlah sesungguhnya prinsip dasar sistem ekonomi islam sesuatu sistem yang bersifat ilahiah-insaniah, bersifat terbuka sekaligus selektif. Sistem ekonomi Islam juga mengenal toleransi tetapi ekonomi Islam tidak mengenal kompromi dalam menegakkan keadilan.



*Heru Perdana P (Mahasiswa Ekonomi Islam, IAIN Imam Bonjol Padang)


  Daftar Rujukan:

Adityangga, Krishna. 2006. Membumikan Ekonomi Islam. Pilar Media: Yogyakarta

Aedi, hasan. 2007. Indahnya Ekonomi Islam. Alfabeta: Bandung

Gamal, Merza. 2004. Aktivitas Ekonomi Syari’ah. UNRI Press: Pekanbaru

Kahf, Monzer. 1995. Ekonomi Islam. Pustaka Pelajar: Yogyakarta

Marthon, Said Saad. 2004. Ekonomi Islam Di Tengah Krisis Ekonomi global. Zikrul Hakim: Jakarta

Nasution, Mustafa Edwin, dkk. 2007, Pengenalan Eklusif Ekonomi Islam. Kencana: Jakarta

P3EI. 2008. Ekonomi Islam. Raja Grafindo: jakarta


Label:

0 komentar:

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Blog Archive

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers