Pengadil yang Tidak Adil

Siang itu di persimpangan jalan raya. Di bawah terik mata hari yang begitu membakar. Aku mlihat sebuah pemandangan yang memalukan sekaligus mengelitik hati. Dan pemandangan seperti itu pun pernah aku alami dan juga banyak kawan-kawan ku yang lain telah mengalaminya. Mungkin juga kawan semua pernah mengalami hal yang sama dengan apa yang tengah ku lihat, atau paling tidak menemukan kejadian seperti itu. Di persimpangan jalan itu tengah terjadi transaksi tawar-menawar hukum antara penegak hukum dan seorang warga yang disenyalir melanggar. 

Menindak pengendara yang melanggar itu adalah tugas dan kewajiban para penegak hukum, sebut saja polantas. Dan memang mestinya begitu. Karena merega digaji oleh Negara memang untuk itu. Sekarang permasalahannya adalah ketika penindakan itu sudah menyimpang dari ketentuan penegakakan hukum yang sudah diatur oleh Negara. Jika peneyelewengan penegakkan hukum itu terjadi, pada saat itu akan terjadi proses transaksi jual beli hukum. Dan pada saat itulah kita akan temukan pemandangan yang mengelikan tadi. Kejadian yang baru saja ku lihat tadi hanya sepenggal dari cerita penyalahgunaan hukum dan wewenag dari para penegak hukum Negara kita ini. 

Ketika para penegak hukum itu sudah dengan mudahnya menggadaikan idealisme mereka dengan lembaran-lembaran rupiah, alamat akan sulit ditemukan keadilan di bumi pertiwi yang elok ini. Jika itu semua terjadi, mau dibawa ke mana masa depan hukum bangsa kita ini. Wibawa para penegak hukum di Negara ini telah dicoreng oleh oknum-oknom yang tidak lain juga penegakkan hukum. Mereka seperti itu bukan tanpa sebab, jelas pasti ada sebabnya. Tapi masalahnya sekarang adalah sebab yang mendasari mereka berbuat sperti itu yang belum jelas, hanya mereka dan Tuhan saja yang tahu sebab sesungguhnya.


Paling tidak kita hanya bisa untuk menebak-nebaknya saja. Penulis rasa, di antara sebabnya adalah faktor masa lalu yang menyebabkan mereka melakukan ketidak adilan itu. Banyak dari mereka yang mendapatkan pekerjaan itu dari membayar dan memberikan uang. Jika seperti itu tentu tujuan utama mereka setelah dapat kerja adalah berupaya supaya uang yang telah dihabiskan untuk itu semua bisa kembali, dengan kata lain pulang modal. Sebab lain, saya kira juga faktor gaji dan faktor kesejahteraan yang ditawarkan oleh profesi mereka itu juga bepengaruh. Sehingga untuk menutupi itu semua mereka harus rela menggadaikan idealisme mereka.


Namun kawan jangan langsung berprasangka bahwa praktek ketidakadilan dalam penegagakkan hukum hanya terjadi di jalan saja. Masih banyak tempat lain yang juga mempertontonkan masalah yang sama namun dikemas dengan kemasan yang sedikit berbeda. Yang jelas tujuan akhirnya tetap sama yaitu “lembaran rupiah”. Kalau sudah begini, maka yang akan dirugikan sudah pasti adalah kita rombongan rakyat kecil ini. Sungguh memprihatinkan. Sementara di penjara para koruptor bisa tertawa lepas menikmati segala fasilaitas mewah yang didapat dengan cara membeli hukum. Mereka yang jelas-jelas bersalah karena telah mengelapkan uang Negara trliunan rupiah bisa saja bebas berkeliaran kemana-mana. Sebabnya juga sama, adalah pengadil yang tidak adil itu tadi. Mereka bebas karena mampu mnyodorkan lembaran-lmbaran rupiah pada para pengadil yang tidak adil itu


Di sisi lain, kita juga masih mendengar dan melihat pemberitaan di media yang sangat berlawanan dengan kejadian tadi. Seorang rakyat kecil yang maling ayam saja di hukum tiga buan. Nenek-nenek yang mencuri tiga buah coklat dihukum empat bulan. Seorang buruh yang bekerja yang tidak sengaja membawa sendok untuk menggoren diaporkan oleh majikanya dan dihukum enam bulan. Dan baru-baru ini seorang nenek yang mencuri tiga bungkus permen difonis tiga bulan penjara. Kenapa sampai terjadi hal yang demikian. Kemana hati nurani para pengadil itu? Di mana keadilan di negri ini.?


Alangkah lucunya negeri ini.!!!


*Oleh: Heru Perdana P

Label:

0 komentar:

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Blog Archive

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers