Ketika rasa itu Mulai menyapa

Sore yang cerah, di pojok kamar yang rada berantakan Aku termenung. Ku coba lagi ingat masa lalu yang awalnya indah, namun berakhir dengat sebuah goresan luka yang menyayat hati. Hingga kini rasa itu masih membekas di hati. Sakit kawan, namun inilah hidup yang telah ku pilih. Mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus aku terima dengan ikhlas. Karena ini adalah konsekuensi dari pilihan hidup yang telah Aku pilih, maka akan Aku jalani.

Betul kata orang, kalau hati itu tidak konstan. Bisa berubah kapan saja, Tanpa kompromi. Ya, itu lah hati, kawan. Hati yang menyimpan sebuah perasan. Sekarang tinggal bgaimana kita lagi mengahadapi hati yang tidak konstan ini. Kita tetap kan terpuruk dengan meratapi hati yang luk itu atau bangkit dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik. Bagaimana pun juga hidup ini akan terus berlanjut seiring dengan berlalunya waktu. Maka jangan terlalu larut dengan kesedihan, cukup jadikan dia pelajaran untuk masa depan yang lebih baik.

Sekarang kita tinggalkan saja masa lalu dan ambil pelajaran darinya. Masa depan telah datang dengan sebuah harapan yang masih indah. Dan sebuah rasapun kini telah mulai menyapa sebuah hati yang sempat beku dan tak bergeming. Sebuah rasa yang menitiskan sebuah pengharapan baru pda sesosok pribadi yang kecewa. Rasa yang perlu perjuangan yang tak tangung-tanggung,kawan. Rasa yang sebanarnya berawal dari sebuah percakapan yang tak terduga dan tak ada perencanaan sebelumnya. Namun, tanpa disadari rasa itu mulai tumbuh dan mengakar di relung hati ini. 


Walaupun masih sedikit, dan belum juga begitu pasti, tapi aku juga tak takut dengan semua itu. Bukankah sebuah pohon beringin yang bisa tumbuh tinggi menjulang itu dulunya juga berasal dari sebuah biji yang kecil. Walaupun berawal dari biji yang kecil, tetapi jika selalu dipupuk dan dijaga dengan sepenuh hati, tidak mengherankan suatau saat rasa itu juga akan besar.


Jujur saja, aku pun tak terlalu berharap dengan rasa ini, biarlah Tuhan yang menentukan semuanya. Bukan pasrah, kawan. Bukan juga takut akan baying-bayang masa lau. Tapi hanya tak mau saja terlalu berharap dan jatuh untuk kedua kalian. Seringkali sebuah harapan itu hanya menitiskan sebuah kekecewaan. Kekecewaan yang menyakitkan. Dan tentu saja aku tak mau semua itu terjadi. Biarlah rasa itu besar di hati yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam kondisi dan situasi yang tepat pula. Pokoknya biarkan semuanya menjadi kenyataan yang indah pada waktu dan kondisi yang serba tepat nantinya.


Dia sungguh luar biasa kawan, meski hanya baru mendengar sepenggal cerita tentang diri dan kepribadiannya saja, rasanya hati ini ingin lebih dekat mengenalnya. Ah, sungguh aneh hati ini. Tak biasanya hati ini seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta,.?? Ataukah hanya sebuah rasa kagum dan simpatik saja?? Aih, tidak pentinglah mempersoalkan itu, yang jelas aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi. Tak peduli apa tanggapannya.


Aku tak peduli seberapa besar kesempatan itu. Yang jelas, Tuhan lah yang Maha Kuasa Membolak-balikkan hati manusia. 


Dia telah menyapa hatiku, kawan…


*Heru Perdana- sebuah catatan








Label:

3 komentar:

  1. shalalabeinspired mengatakan...:

    ciiiiieeeeeeeeeeeeee...
    lah pandai lo bg kini yooo

  1. Heru Perdana mengatakan...:

    Pandai apo ko diak,.???

  1. shalalabeinspired mengatakan...:

    alah...
    sok2 ndka tau lo abg gai.....

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Blog Archive

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers