Catatan Senin Sore

Hari ini adalah hari terkhir liburku, besok aku akan ujian. Harusnya aku menikmati hari libur ini, akan tetapi, entah kenapa hari ini kejenuhanku memuncak. Ketika orang-orang di luar sana bersuka cita menikmati hari liburnya, aku malah merana karena rasa suntuk yang melanda selama hari libur ini

Rasa suntuk hari ini berbeda dengan hari kemaren. Hari ini rasa suntuk itu sudah tak ketolongan dan sudah berhasil mengacaukan persipanku untuk menghadapi ujian hari esok. Jika rasa suntuk kemaren bisa aku enyahkan dari pikran ini dengan melakukan aksi bersih rumah lalu dikuti dengan duduk manis di depan televisi sembari menonton pertandingan sepak bola antara Semen Padang, tim kebanggaan urang awak melawan Arema Indonesia. Namun hari ini rasa suntuk itu tak bisa aku hilangkan dengan cara seperti itu. Akupun telah mencoba cara lain, sudah aku coba membaringkan diri di pembaringan sederhana di kamarku, berharap mata ini bisa terpejam barang satu atau dua jam. Lalu ketika bangun rasa suntuk itu sudah melayang dari pikiranku berganti dengan pikiran yang semangat. Tapi apalah daya, setelah hampir lima belas menit mencari posisi yang nyaman untuk tidur, mata ini tak juga kunjung terpejam. Bahkan rasa suntuk itu kian tajam menghujam di pikiran ini dan perasaan tak nyaman pun sudah mulai menghinggapi.

Tak mau rasa suntuk merajai pikiranku, akhirnya aku bangun dari tempat tidur. Kemudian aku putuskan untuk menyambangi Gramedia saja. Aku bergegas menuju kamar mandi, lalu bersiap meluncur ke tempat faforit untuk mengurai kejenuhan dan melepas suntuk. Setelah bekemas ala kadarnya, akupun mendorong sepeda motor kesayangan keluar dan memeberikan sedikit pemanasan sebalum aku paksa motor itu menggantarkan aku ke Gramedia.


Memang bukan kali ini saja gramedia sebagai tujuan bagiku untuk menghilangkan sara suntuk. Aku sudah terbiasa semanjak duduk di bangku kuliah menjambangi toko buku di kala suntuk menghingapi pikiran di sela-sela aktifitas kuliah. Karena dengan berkunjung ke toko buku ada semancam kesegaran tersendiri yang aku peroleh. Kesegaran yang cukup ampuh membuang rasa suntuk dari pikiranku. Dan tak jarang aku menemukan inspirasi-inspirasi baru sepulang dari berkunjung ke toko buku (gramedia).


Selang beberapa menit, aku telah berada di gramedia. Setelah memarkir motor dan menitipkan tas, aku segera bergegas ke lantai dua. Rak buku baru adalah tujuan utamaku. Buku pertama yang aku pegang adalah buku karangan Dahlan Iskan, mantan dirut PLN yang sekarang sudah jadi menteri. Sudah lama sebenarnya, aku menginginkan membaca buku yang ditulis oleh pria nan terkenal sederhana ini. Sebelumnya aku sudah mendengar bagaimana enaknya membaca tulisan beliau dari beberapa orang teman. Dan aku juga sudah pernah membaca beberapa tulisan beliau.

Tidak hanya satu, tiga buah buku Dahlan Iskan aku temukan hari ini. Semuanya bagus dan menggugah. Namun apalah daya, kali ini aku tak bisa memboyong ketiga buah buku itu sekaligus ke rumah, mengingat kondisi kantong yang sudah mulai meprihatinkan menjelang akhir bulan. Masalah klasik yang sudah tak terelakan bagi setiap anak kos, seperti aku ini.

Setelah menimbang-nimbang keadaan kantong, akhirnya aku putuskan untuk membeli satu dari tiga buku Dahlan Iskan tersebut. Meskipun aku sadar betul kosekuensi dari keputusan ini aku harus mengurangi alokasi dana untuk belanja harian. Meminimalisir pengeluaran yang tidak perlu. Bagiku itu tak masalah. Menurutku dengan membeli buku sama saja kita sedang berinvestasi untuk masa depan. Kawan boleh saja tidak setuju dengan pendapatku, tapi yang jelas itulah prinsipku terkait persoalan ini.

Rasanya jika ke Gramedia, tidak cukup bawa uang hanya seratus atau dua ratus ribu saja. Kadang aku iri, melihat pengunjung yang dengan mudahnya membeli buku tanpa harus cemas dengan keadaan keuangan mereka. Jujur saja kawan, sempat terlintas di pikiranku suatu saat nanti aku akan bisa memebeli semua buku yang aku iginkan, tanpa terkendala urusan keungan. Bahkan aku juga punya impian suatu saat nanti aku akan punya sebuah toko buku. Aku sangat berharap impian ini bisa terwujud dan Allah meloloskan keinginan aku ini. Amiin.

Hari ini rasa suntuk dan kejenuhan yang bersemayam di pikiranku, telah aku tinggalkan di Gramedia. Seperti biasanya, mengunjungi toko buku masih terbukti ampuh menghapus rasa suntuk dari pikiranku. Di samping jalan-jalan, mengunjungi toko buku adalah caraku untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan kejenuhan. Ini caraku, apa caramu?

Padang, 23012012

Label:

0 komentar:

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers