Bermimpilah, Lalu Perjuangkan Mimpi Itu

Memiliki sebuah impian dalam kehidupan ini mutlak adanya. Jika kehidupan ini kita ibaratkan dengan sebuah proses pelayaran mengarungi samudra kehidupan, maka impian adalah kompas yang akan berfungsi sebagai petunjuk arah agar kita tidak tersesat dan tidak terombang-ambing oleh badai permasalahan. Dengan impian seseorang akan terdorong memiliki cita-cita. Orang yang tidak memiliki cita-cita kehidupannya akan hambar, tidak terarah, dan apa adanya seolah pasrah saja kepada nasib. Tentu saja kehidupan seperti ini akan terasa sepi dan menjemukan.

Dulu aku adalah seorang manusia yang terjebak dalam kehidupan seperti itu. Dulu bagiku biarkan saja hidup ini mengalir bagaikan air. Aku tinggal mengikutinya saja ke mana arus akan bawa arah kehidupanku. Akhirnya seiring berjalannya waktu, aku menyadari kekeliruan prinsip hidupku ini, dan aku sendiri yang membantahnya. Betapa bodohnya aku ketika itu dengan memegang prinsip yang lebih tepat disebut dengan sebuah bentuk kepasrahan yang tidak berdasar.

Sejatinya bukan nasiblah yang menentukan arah kehidupan kita, tapi kitalah yang menentukan sendiri arah kehidupan kita melalui sebuah impian dan cita-cita. Pilihan itu ada di tangan kita, kawan. Inilah sebuah prinsip yang aku yakini saat ini, dan membuatku harus menata ulang impianku. Aku menulis ini juga karena menyadari betul pentingnya sebuah impian dalam hidup kita. Jangan pasrahkan kehidupan kita ini kepada nasib. Memang nasib merupakan bagian dari takdir Tuhan, namun bukan berarti nasib tidak bisa diubah dengan sebuah impian melalui sebuah tekad dan perjuangan. Diubah dengan sebuah tekad untuk kehidupan yang lebih baik lalu diwujudkan dengan perjuangan yang terencana dengan matang melalui sebuah impian dan cita-cita.

Tahukah kawan bahwa impian itu akan mendorong kita untuk berusaha dan berjuang? Dengan imian saya, anda dan kita semua akan terdorong untuk berjuang dan berusah mewujudkan mimpi-mimpi kita sehingga lahirlah prestasi-prestasi yang membanggakan dan dicatat oleh sejarah. Minimal sejarah keluarga yang nantinya bisa dikenang oleh anak cucu kita.

Berikut ini ada penggalan cerita tentang beberapa orang yang telah berhasil menata impian-impiannya dengan baik yang telah mengkristal menjadi sebuah cita-cita, lalu diwujudkan dengan sebuah perjuangan yang patut diacungi jempol dan diteladani. Kita selayaknya menjadikan semangat dan tekad mereka untuk mewujudkan impiannya itu sebagai cambuk pelecut semangat kita untuk meraih sukses. Mereka yang akan aku ceritakan ini bukanlah mereka yang memiliki kesempurnaan fisik seperti kita. Aku sebelumnya mendengar cerita yang mengakumkan ini langsung dari penuturan mereka dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta beberapa hari yang lalu.

Bapak Tolhas Damanik, begitu nama beliau tertulis di layar televisi. Pria yang mengagumkan ini telah menderita kebutaan sejak kecil disebabkan oleh suatu penyakit yang dideritanya. Di usianya yang masih belia, beliau tidak lagi dapat menikmati indahnya pemandangan bumi Allah ini. Pada saat itu dunianya memang telah gelap, namun pancaran semangat telah berpijar dalam dirinya. Dengan semangat itu beliau merajut sebuah impian untuk sukses. Semangat telah jadi mata dalam kehidupannya.

Pria yang memiliki kekurangan dalam hal melihat itu telah mengantungkn impian yang tinggi. Lalu impin itu diwujudkan dengan sebuah usaha yang sangat luar biasa. Beliau memulai perjuangnnya dengan menempuh jejang pendidikan dari mulai TK, lalu lanjut ke SD dan sterusnya di pulau Bangka sana. Yang lebih megagumkan lagi semua jenjang pendidikan yang beliau tempuh itu adalah di sekolah biasa, bukan di sekolah luar biasa seperti kebanyakan anak-anak berkebutuhan khusus lainya. Karena memang hanya sekolah seperti itu yang ada di sana waktu itu.

Pria luar biasa yang sangat mencintai pendidikan ini telah meraih gelar Master di OHIO University di Amerika. Kesempatan kuliah di OHIO University beliau peroleh dari jalur seleksi dan kompetisi tanpa ada perlakuan khusus yang diterimanya dari panitia penyelenggara. Beliau juga mengatakan bahwa satu-satunya yang membedakan beliau dengan yang peserta lain hanya ketika presentasi karya tulis yang mereka buat saja. Di mana peserta ujian yang lain ketika masuk ruang ujian membawa tumpukan buku yang banyak, sementra beliau tidak membawa buku satu pun.

Selama kuliah, beliau menjalani hari-harinya sendiri di Amerika. Kita tentu bisa bayangkan bagaimana sulitnya beliau yang memiliki kekurangan dalam melihat itu dalam mengrus diri dan kebutuhan beliau di negeri orang sana. Tapi itu semua tidak beliau pedulikan, keinginan untuk sukses telah mengalahkan itu semua. Di sana beliau juga diperlakukan dengan baik oleh staf pengajarnya melebihi perlakuan yang beliau dapat ketika kuliah di Indonesia dulu. Akhirnya beliau bisa menyelesaikan pendidikannya di Amerika selama 2,5 tahun dengan IPK 3,9. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa dan telah membuat aku berdecak kagum dengan prestasi beliau itu. Semoga saja aku dan kawan-kawan semua bisa meneladani jejak perjuangan beliau itu.

Narasumber selanjutnya yang berkisah di acara tersebut adalah bapak DR.Saharudin Daming. Cerita pria yang juga tunanetra ini tidak jauh berbeda dengan kisah hidup bapak Tolahas Damanik. Hanya saja bedanya beliau mengalami kebutaan pada usia lima belas tahun. Jadi beliau sedikit lebih beruntung ketimbang bapak Tolahas. Ketika kebutaan telah menghingapinya dan dunia telah gelap gulita, tidak lantas membuat beliau patah arang dan menyerah kepada nasib.

Pria yang telah menyandang satus yatim semenjak umur enam tahun ini, tidak menyerah begitu saja pada nasib. Impian dan cita-cita yang telah dirajutnya sejak kecillah yang telah membakar semangatnya untuk tetap berjuang mengapai cita-cita dan impinnya itu di tengah keterbatasan penglihatan yang telah menyelimutinya. Ketika semangat telah jadi mata, maka kekurangan tidak lagi jadi masalah dalam mengapai cita-cita. Perlu kawan ketahui bahwa bapak DR.Saharudin Daming ini merupakan penyandang tunanetra pertama yang meraih gelar doktor di bidang hukum di Indonesia.

Ada cerita menarik tentang beliau dalam mengapai prestasi yang sangat membanggakan itu. Sebuah torehan prestasi yang belum tentu bisa kita dapatkan meski dalam keadaan berkecukupan. Beliau sempat ditolak masuk sebuah SMA ketika beliau ingin melanjutkan studinya. Namun, beliau tidak patah semangat dan terus memperjuangkan impian dan cita-citanya dengan menemui langsung kepla sekolah SMA tersebut,lalu beliau bertanya, “Pak, kenapa saya tidak diterima belajar di SMA ini?”. Kepala sekolah itu menjawab, “Kamu kan tunanetra, sebaiknya kamu cari saja sekolah luar biasa agar kamu bisa belajar dengan baik sesuai kebutuhanmu”. Lalu beliau menjawab,”apakah bapak tidak keliru berkata seperti itu? Logikanya, jika saya harus sekolah di SD luarbiasa, SMP luar biasa, dan SMA luar biasa juga, lalu setelah tamat harus melanjutkan kuliah di perguruan tinggi luar bisa lagi, kemudian jika tamat berarti saya harus kerja di lapangan kerja luar biasa juga dong? Apa pemerintah siap dengan semua ini? Lalu di mana letaknya keadilan?”. Kepala sekolah tidak punya alasan lagi untuk menolak beliau dan harus meluluskannya untuk sekolah di SMA itu.

Perjuangan beliau untuk tetap melanjutkan pendidiknnya tidak berakhir sampai di situ saja. Ketika ingin melanjutkan ke perguruan tinggipun beliau masih tetap tidak diterima. Beliau ditolak oleh kabag akademik waktu itu. ketika sang Kabag itu tahu bahwa yang mendaftar adalah seorang tunanetra lalu ia berkat, “sebaiknya kamu ikut kursus pijat saja ketimbang uliah di kampus ini”. Sebuah penolakan keras dan menyayat hati mereka yang haus ilmu telah beliau terima.

Ditolak seperti itu, beliau tidak langsung putus asa. Beliau segera menemui rector universitas tersebut. Ternyata di sana beliau diterima dengan bi oleh sang rektor. Setelah menceritakan semuanya, lalu rektor menelpon Kabag akademik tadi dan meminta agar DR.Saharudin Daming diluluskan. Begitulah lika-liku perjuangan yang telah beliau lalui untuk mengapai impian dan cita-citanya, hingga akhirnya beliau memperoleh gelar doktor dan sekarang bekerja di KOMNASHAM.

Cerita selanjutnya adalah tentang seorang wanita muda bernama Mimi yang juga tunanetra. Wnita pecinta ilmu pengetahuan ini adalah seorang yang memiliki impian dan cita-cita yang sangat tinggi dan mempunyai tekad yang kuat untuk memperjuangkan impiannya. Hingga beliau bisa melanjutkan pendidikannya dan mengambil program doktor di Belanda setelah sebelumnya menamatkan program masternya di Inggris. Luar biasa bukan? Hanya semangat dan cita-cita yang tinggi yang membuat seorang Mimi bisa meraih itu semuanya.

Kawan, dara yang menamatkan S1nya di Univesitas Indonesia itu mengalmi kebutaan semenjak berumur tujuh belas tahun. Akan tetapi, musibah itu tidak membuatnya surut belajar dan berjuang mengejar impianya. Berbagai cara dilakukan Mimi untuk mewujudkan impianya. Keterbatasan yang dialaminya membuat ia harus berkeliling dari satu saudara ke saudara yang lain, dari satu teman ke teman yang lain untuk mencari dan meminta bantuan mereka untuk membacakan buku-buku pelajaran, lalu direkam. Dengan rekaman itulah sehari-hari Mimi belajar untuk mengapai cita-citanya. Sampai kuliahpun metode ini masih tetap beliau pakai. Hingga akhirnya beliau telah menjadi dosen di UI dan beberapa perguruan tingi lain di pulau Jawa.

Melihat tayangan dan mendengar penuturan serta cerita dari beberapa orang tokoh yang dibalut kekurangan namun memiliki impian dan cita-cita besar itu membuat aku terkagum-kagum dan iri. Cerita mereka seolah telah “menampar” dan menyindirku, orang yang memiliki impian, akan tetapi masih masih kurang dalam memperjuangkan impiannya sendiri. Sering kali impian dan cita-citaku dikalahkan oleh kemalasanku sendiri.

Tiga tokoh yang aku ceritakan di atas telah membuktikan kebenaran sebuah ungkapan “man jadda wa jadda”, siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan mendapat. Ya, keinginan dalam bentuk impian lalu mengkristal menjadi sebuah cita-cita telah diwujudkan dengan sebuah kesungguhan dan kegigihan yang tercermin melalui sebuah perjuangan yang luar biasa. Orang bijak juga pernah mengatakan, “di mana ada keinginan, maka di situ ada jalan”. Ungkapan itu juga telah terbukti lewat kisah tiga orang yang luar biasa tadi.

Sekarang tergantung bagaimana kita menyikapinya saja lagi. Semua contoh dan bukti telah terkuak jelas di depan mata. Tidak ada salahnya untuk meniru sesuatu yang baik bukan? Satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari ketiga tokoh luar biasa itu, bahwa kesuksesan dan keberhasilan tidak akan terlepas dari sebuah mimpi, cita-cita dan perjuangan yang gigih. Keterbatasan dalam bentuk apapun tidak akan menghalangi untuk maju selagi kita masih mau dan bisa untuk berjuang.

Tahukah kawan mengapa orang-orang di belahan dunia barat sana lebih banyak meraih sukses? Jawabanya adalah semuanya berawal dari sebuah impian, lalu diwujudkan dengan sebuah perjuangan dan tekad yang kuat untuk meraih impian itu. sebut saja dua bersaudara di Barat sana yang telah berhasil menemukan pesawat terbang meski belum sesempurna saat ini. Itu semua berawal dari sebuah impian untuk bisa terbang seperti burung di angkasa. Lalu mereka membuat sebuah pesawat luncur dan akhirnya terukirlah sejarah dengan ditemukannya pesawat terbang yang sampai saat ini masih bisa kita rasakan hasilnya. Dengan kenyataan seperti itu masihkah kita meragukan kekuatan sebuah mimpi dan cita-cita?

Kawan, impian merupakan bagian dari karunia Allah Swt yang patut kita syukuri. Melalui impian Allah ingin menuntun hamba-Nya untuk merangkak menuju tangga sukses. Namun, tidak semua hamba yang punya impian lalu serta-merta dia akan menuai kesuksesan. Hanya hamba yang mau bermimpi lalu berjuang dengan segenap daya dan upaya untuk meraih mimpinya itu yang akan merasakan manisnya madu kesuksesan. Karena antara impian dan perjuangan itu memiliki hubungan “berbanding lurus”. Semakin besar impian yang kita rajut, maka akan semakin besar perjungan yang harus kita lakukan.

Bermimpilah. Lalu berlari mengejar mimpi itu…!!!!! 

 





Pesisir Selatan, 10 Maret 2011, 14.25 WIB
*Oleh: Heru Perdana Putra

Label:

1 komentar:

  1. Ernawati Darta mengatakan...:

    Menginspirasi ....

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers