Hujan Menjelang Hari Raya Qurban

Beberapa hari ini hujan tak pernah bosan membasahi bumi pertiwi. Seolah persedian air di langit sana tak pernah habis untuk dikucurkan ke bumi. Sudah lama aku dan penduduk lainnya di negeri ini tak menyaksikan indahnya matahari di kala pagi, dan juga sudah lama kami tak merasakan hangatnya sengatan mentari pagi. Sudah rindu rasanya hati ini dengan panasnya terik matahari di kala siang.

Hujan menjelang hari raya Qurban ini telah meninggalkan kenangan yang sangat tidak enka buat warga di kampongku, kawan. Hujan ini telah merendam dan mengenangi kampong kami dengan banjir ini. Banjir yang telah menelan korban. Tidak hanya korban materi, tapi juga korban nyawa. Sedih memang mendengar berita ini, tapi ini suka atau tidak suka, mau atau tidak mau ini adalah bagian dari teguran Allah buat kita hambaNya yang sering lupa dan salah.

Entah apa yang salah, yang jelas banjir itu telah datang dan merendam segenap ranah kelahiranku dan juga telah berhasil merenggut beberapa nyawa. Itu artinya akan ada beberapa anak yatim atau piatu baru di kampungku setelah ini. Maungkin juga akan ada orang tua yang akan kehilangan anaknya. Tapi, semuanya telah terjadi kawan. Menyesalpun sudah terlambat. Satu hal yang bisa kita lakukan hanyalah intropeksi diri dan mulai memperbaiki kesalahan. Yakinlah, Allah tidak mungkin menegur kalau kita tak salah.
Tuhan, marahkan Engkau kepada kami.???

Padang, 04 November 2011


Label:

0 komentar:

Posting Komentar

MOhon kritik dan sarannya..!!

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers