Tersebutlah Usman Piliang, seorang supir camat di Kampung Hilir, meminta berhenti karena ingin merantau ke Jakarta untuk mengadu peruntungan. Setali tiga uang, ternyata permintaannya disetujui oleh Pak Camat Kampung Hilir. Dengan begitu berngakatlah dia ke Jakarta untuk melaksanakan niatnya.
Setibanya di Jakarta, mula-mula dia bekerja sebagai tukang angkat di Tanah Abang. Setelah dapat mengumpulkan sedikit modal, dia mulai berdagang. Dengan modal seadanya digelarlah dagangannya di pinggir jalan di Tanah Abang.
Nasib rupanya memihak kepadanya. Singkat cerita, beberapa tahun kemudian dia berhasil memiliki kios kain di dalam pasar. Dia pun berkeluarga dan memiliki 2 anak. Bahkan tahun ini dia membangun rumah di Depok, di lingkungan perumahan dosen UI.
Karena tetangganya semua akademisi, macam-macam gelarnya, ada Prof., ada Phd. dll. Usman merasa malu kalau papan namanya tidak tercantum gelar seperti tetangganya. Dibuatlah papan naman dari perak, dipesan dari Koto Gadang, dengan nama DR.Usman Piliang, MSc.
Kabar kesuksesan Usman merebak dengan cepat di kampungnya. Mendengar kabar tersebut, ayahnya ingin berkunjung ke umahnya di rantau. Ketika ayahnya datang berkunjung, sambil bangga dia bertanya di mana anaknya kuliah, sebab setahu dia, Usman hanya berdagang. Dengan malu-malu Usman menerangkan gelarnya di papan nama itu, "Nama itu artinya 'Disiko Rumahnyo Usman Piliang Mantan Supir Camat'."
Disiko= disini
nyo= nya
Sabtu, 25 Februari 2012 |
0
komentar
Label:
Humor
0 komentar:
Posting Komentar
MOhon kritik dan sarannya..!!