Sentilan Tuhan

Hari ini, tepat satu minggu kejadian itu berlalu. Kejadian yang sempat mebuat air mataku berlinang. Kawan tentu bertanya, kejadian apa gerangan yang telah menimpaku, hingga aku terkesan seperti orang cengeng. Bukan bermaksud ber-lebai-lebay dengan menceritakan kejadian ini, namun setidaknya aku berharap dengan adanya tulisan ini kita bisa sama-sama mengambil hikmah dan pelajaran. 

 Begini ceritanya kawan, seminggu yang lalu aku baru saja ditimpa musibah. Leptop pemberian orang tuaku, yang diamanahkan kepadaku dan adikku untuk bisa dipergunakan dalam mengerjakan tugas-tiugas kuliah telah hilang digondol maling. Kejadiannya begitu cepat kawan. Mungkin hanya lima menit saja waktu yang diperlukan maling itu untuk membawa laptopku, sekaligus telah berhasil membuatku termenung dan tak tau harus berbuat apa. Yang jelas kecerobohan dengan meninggalkan leptop harus kubayar mahal.

 Terus terang kawan, seperti yang telah akau singgung tadi, aku sempat berlinangan air mata beberapa saat setelah kejadian itu. Bukan karena kehilangannya. Tapi lebih karena disebabkan respon orang tuaku ketika mendengar berita kehilangan dariku. Mereka kecewa kepadaku, seolah kepercayaan yang telah mereka berikan, aku sia-siakan begitu saja. Sungguh sedih hatiku kawan. Di saat aku sedang membutuhkan kepercayaan dari mereka dalam memulai usahaku, justru malah mengecewakan mereka dengan berita kehilangan leptop. Aku tak risau kehilangan apapun di dunia ini. Namun jujur saja, aku sangat takut kehilangan kepercayaan orangtua.

Barangkali hari itu Tuhan ingin menyentilku. Mungkin saja Tuhan sudah jenuh melihat segala bentuk kecerobohan yang telah begitu sering aku lakukan, baik yang disadari maupun tidak. Agaknya melalui musibah itu Tuhan ingin memperingatkan aku tentang pentingnya sikap kehati-hatian dan mawas diri. Karena apapun bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat dengan efek yang begitu komplit. 

Sebenarnya fenomena kehilangan kali ini bukan yang pertama aku alami. Sudah ada sederetan pristiwa kehilangan sebelumnya. Mulai dari kehilangan uang, handphone, helm, buku, dan yang lainnya. Sudah terlalu sering, bahkan aku tak bisa lagi menghitung urutan yang keberapa kehilangan kali ini. Yang jelas, kehilangan kali ini adalah musibah kehilangan dengan nominal terbesar dalam sejarah kehidupanku sampai detik ini. Dan aku tak berharap akan ada kejadian serupa menimpa ku. 

Kawan, mungkin barang yang hilang tidak akan pernah kembali lagi, kecuali ada keajiban yang diberikan Tuhan. Namun, setidaknya dengan kejadian ini aku bisa mengambil hikmah. Kalaupun tidak bisa terlihat dalam waktu dekat, aku akan terus mencari dan menyelami hikmah di balik tragedi yang baru saja menimpaku. Aku masih yakin bahwa tidak ada satu pun kejadian di bawah kolong langit Allah ini yang terjadi tanpa hikmah. 

Kehilangan merupakan salah satu keadaan dan fenomena hidup yang akan kita hadapi dalam mengaharungi bahtera kehidupan. Lebih lanjut, kehilangan adalah sebuah momen yang sangat tidak disukai oleh siapapun. Aku, anda dan kita semua tentu tidak suka jika kehilangan harus mampir dalam sejarah perjalanan kehidupan kita. Kerana memang kehilangan akan sangat menyakitkan, jika kita tak pandai menata hati dalam menyikapinya. Kita sadari atau tidak, seringkali kehilangan ini akan memicu munculnya sebuah rasa kesedihan dalam hati mereka yang mengalaminya, tak terkecuali aku. 

Bagiku sakit yang diakibatkan oleh sayatan sembilu kehilangan bisa diatasi dengan cara mengikhlaskan. Kita boleh saja berbeda pendapat dalam hal ini kawan. Tapi bagiku mengikhlaskan adalah cara terbaik dalam menentramkan hati pasca musibah kehilangan. Mengikhlaskan memang tidak bisa marubah masa lalu, tapi setidaknya dengan mengikhlaskan dapat menceriakan hari ini dan membahagiakan hari esok. Dengan mengikhlaskan pikiran kita bisa lebih jernih untuk menyibak hikmah atas peristiwa kehilangan. 

Tuhan mengingatkan hamba-Nya dengan cara berbeda-beda. Tak jarang kadang dengan cara yang menurut kita agak sedikit ekstrim. Seperti yang aku alami, kehilangan laptop untuk bisa mengerti bagaimana pentingnya sikap hati-hati dan waspa. Aku mengangap musibah ini sebagai ujian kenaikan kelas agar menjadi pribadi yang lebih kuat. Mungkin saja Tuhan sedang mempersiapkan aku untuk menjadi pribadi yang lebih besar untuk diberikan sesuatu yang lebih besar, tentunya dengan desertai tanggujawab yang besar pula. Sebelum itu diberikan, tentu Tuhan ingin memantaskan hamba-Nya menerima itu semua dengan beberapa ujian. 

Tuhan menyentilku agar akau tidak terlena dan hanyut dibawa arus kecerobohan. Tuhan mengingatkan agar aku segera sadar dan tahu bagaimana cara menghargai dan menjaga barang yang diamanahkan kepadaku. Meskipun sedih karena kehilangan, tapi aku masih bersyukur Tuhan masih mau mengingatkan ku, selaku hamba-Nya. Itu menandakan Tuhan masih sayang kepadaku dengan masih mau mengingatkan. Seperti halnya orang tua yang selalu menegur jika anaknya berbuat salah.

 Sekali lagi kawan, selalu ada hikmah di balik setiap kejadian. Setidaknya dengan merenungi dan cerdas menyikapai takdir Tuhan, ada pelajaran yang dapat kita ambil dari sebuah persoalan kehilangan. Kita bisa belajar menjadi pribadi yang lebih menghargai keberadaan sesuatu, belajar memanfaatkan waktu dengan baik dan optimal, menyadari bahwa kita adalah makhluk yang tidak sempurna, serta belajar ikhlas menerima kenyataan hidup berupa kehilangan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat.


 Heru Perdana
 Padang, 10 September 2012, 08: 47

[ Selengkapnya...]
Label:

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers