Catatan Selasa Pagi

Sudah hampir dua minggu aku tak menulis sesuatu apapun. Entah apa masalahnya aku juga tak mengerti. Semangat untuk menulis tiba-tiba itu hilang entah ke mana. Gairah untuk menulis meredup dan nyaris padam rasanya. Entah apa yang salah dengan diriku ini, aku juga tak mengerti. Malas, dan malas mungkin itulah alasan paling pas untuk aku kemukakan. Namun jika kawan bertanya kembali, kenapa malas? Maka aku akan binggung sendiri menjawabnya. Jadi, tak usah lah bertanya lagi, kawan. 

Kadang aku sempat berfikir, bagaiamana sih para penulis hebat yang telah menghasilkan ribuan tulisan yang sangat hebat itu memotivai diri mereka untuk tetap dan terus menulis? Apakah mereka pernah kehilangan keinginan untuk menulis? Apakah mood menulis mereka pernah menguap dan menghilang? Ah, meskipun pernah tapi mereka tetap saja telah menghasilkan tulisan-tulisan yang hebat dan indah. Dengan karya indah itu mereka telah berhasil mencatatkan nama mereka dalam sejarah.

Lalau bagaimana dengan aku? Aku tetap saja aku yang masih kehilangan semangat dan mood untuk menulis sampai saat sekarang ini. Ingin sekali rasanya aku mencoba untuk menulis kembali, mengukir rangkaian tulisan-tulisan di lembaran kertas putih. Berulang kali aku mencoba, dan berulang kali juga aku gagal untuk memulai. 


Dulu bagiku menulis adalah sarana pembabasan jiwa. Nah, sekarang aku merasa sangat sulit sekali merenda tulisan di lembaran kertas putih. Ah, rasanya saat ini jiwaku terkungkung. Susah rasanya menuangkan ide itu. Kadang ide itu ada, tapi memulainya sangat rumit sekali.


Pagi ini, kejenuhan itu kian memuncak, dan di sisi lain keinginan untuk kembali menulis itu kian kuat menhentak. Akahirnya aku coba untuk menuliskan tulisan ini. Inilah secarik catatan di selasa pagi. Oh semangat kembalilah,..!!!

[ Selengkapnya...]
Label:

Teruslah Berbagi

Tidak ada manusia yang sempurna. Ya, tak seorang pun di dunia ini yang terlahir sebagai sesosok manusia yang sempurna. Saya, anda dan kita semua terlahir dengan berbagai kekurangan di tengah segelintir kelebihan yang kita miliki. Agaknya ini merupakan bagian dari takdir Maha Besar Allah, agar kita manusia bisa hidup saling berdampingan dan saling berbagi. Ya, kita memang ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang tidak mungkin bisa untuk hidup sendiri di hamparan bumi Allah yang elok ini. Dengan alasan apapun kita tidak akan mungkin bisa mengingkari sunatullah ini. 

Apapun profesi kita, bagaimana pun status sosial kita dan seberapa pun tingginya pendidikan kita, serta tak peduli seberapa banyak gelar yang kita miliki, tetap saja kita akan membutuhkan orang lain untuk menunjang dan menjamin kelangsungan kehidupan kita di muka bumi ini. Di samping kita membutuhkan orang lain, kita juga dianjurkan untuk bisa berbagi dan membatu orang lain yang berada di sekeliling kita. Inilah bagian dari takdir Allah yang saya maksud di atas tadi. Allah tidak akan menciptakan sesuatu di kolong langit ini tanpa hikmah. Singkatnya, kita sangat dianjurkan untuk saling meberi dan menerima.

Manusia terlahir sudah ditakdirkan sebagai makhluk sosial. Itu artinya kita akan selalu saling berinteraksi antar sesama manusia dalam kehidupan ini. Di mana pun kita berada interaksi itu pasti akan terjadi. Bukankah keberadaan kita di dunia ini sangat terkait erat dengan lingkungan kita? Kita akan selalu bersosialisasi dengan orang yang ada di sekeliling kita. Nah, di dalam proses sosialisasi itulah adanya proses tukar menukar manfaat melalui kegiatan saling memberi dan menerima. Kita sangat butuh orang lain dan tidak tertutup kemungkinan oranglain juga sangat membutuhkan kita.

Karena kita sangat dianjurkan untuk memberi dan berbagi kepada sesama, maka alangkah sangat mulianya orang yang bisa memberi manfaat bagi orang lain dan lingkungan di sekitarnya. Bukankah baginda Rasulullah SAW pernah berpesan melalui haditsnya:
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain”. Dan salah satu cara member manfaat kepada orang lain adalah dengan berbagi dan memberi.

Agaknya hadits Rasulluah di atas sudah cukup bagi kita untuk membuktikan bahwa kita sangat dianjurkan untuk bisa memberikan dan berbagi kepada orang lain dan lingkungan sekitar kita. Memberi dan berbagi tidak harus berupa uang atau materi. Banyak hal lain yang dapat kita berikan untuk orang di sekeliling kita. Apakah pemberian itu berbentuk ide, sumbangan pikiran, saran dan nasehat atau berupa tenaga misalnya. Apapun itu, selagi itu bisa bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan kita, kenapa tidak kita bagi dengan orang lain.

Jika kita adalah seorang yang berilmu, maka berbagilah dengan ilmu yang kita miliki. Berilah manfaat orang dan lingkungan di sekeliling kita dengan ilmu yang kita punya. Ilmu jika tidak dimanfaatkan ibarat pohon tanpa buah. Tidak ada artinya. Tahukah kawan bahwa tidak ada orang yang serba tahu di dunia ini. Kita memiliki keterbatasan pengetahuan. Oleh sebab itu kita sangat dianjurkan untuk saling berbagi ilmu agar pengetahuan kita lebiah luas. Tidak ada untungnya menyembunyikan ilmu. Berbagi ilmu tidak akan membuat kita bodoh. Jika berbagi ilmu tidak akan membuat kita bodoh, lalu masih adakah alasan bagi kita untuk tidak berbagi ilmu? Jawablah dengan jujur dan setulus hati.

Jikalau seandainya kita adalah seseorang yang kebetulan diberikan kelimpahan materi oleh Allah, maka berbagilah dengan materi yang kita punya. Karena di dalam harta yang kita miliki itu juga terdapat hak orang lain. Gunakanlah harta dan kelimpahan materi yang kita punya itu untuk bisa membantu dan memberi maanfaat kepada orang yang hidupnya masih kurang beruntung ketimbang kita. Alangkah indahnya hidup ini jika kita mampu berbagi dengan sesama melalui kelebihan harta yang diberikan Allah kepada kita. Toh, kelebihan harta yang kita miliki juga tidak akan kita bawa mati bukan? Bukankah tangan di atas itu lebih baik daripada tangan di bawah?


Kemudian jika kita tergolong orang yang bijak, maka berbagilah dengan nasehat-nasehat yang baik yang dapat mecerahkan kehidupan seseorang. Lihatlah sekeliling kita. Pekalah terhadap lingkungan. Mungkin saja banyak orang di sekitar kita yang sangat membutuhkan motivasi dan semangat dari kita.

Kalaupun kita tidak memiliki semua itu, dengan senyuman pun kita bisa berbagi. Tebarkanlah senyuman kedamaian dan persahabatan di lingkungan kita. Semoga dengan senyuman tersebut bisa memberikan kedamaian dan keharmonisan pergaulan kita di tengah-tengah masyarakat. Tetap berbagi, meskipun hanya dengan senyuman yang penuh kedamaian.

Apapun profesi dan kedudukan kita di tengah masyarakat, teruslah berbagi dan meberi manfaat bagi orang lain dan lingkungan sekitar kita. Menjadi orang sukses itu memang baik dan terhormat, namun jauh lebih baik dan terhormat jika kesuksesan kita itu bisa juga dirasakan dan memberi manfaat bagi orang yang ada di sekitar kita. Dengan kata lain orang yang sukses sejati itu adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya.

Memberi tidak akan membuat kita kekurangan. Belum ada sejarahnya orang miskin karena memberi. Juga belum ada tercatat dalam sejarah orang yang bodoh karena berbagi ilmu dengan orang lain. Namun, kenyataannya adalah sebaliknya. Dengan memberi kita akan hidup berkelimpahan. Melalui berbagi kehidupan kita akan terasa lebih bermakna.
Teruslah berbagi, dan rasakan keberkahannya…!!!

*Oleh: Heru Perdana P
Padang, 18 Oktober 2011, 14:08 WIB

[ Selengkapnya...]
Label:

Search

Tentang Saya

Foto Saya
Heru Perdana
Menulis adalah sarana pembebasan jiwa
Lihat profil lengkapku

Add Me on Facebook

Download

Download ebook gratis Download ebook gratis

Blog Info

free counters
Powered by  MyPagerank.Net

Followers